Two Hearts - 6
Aku dan bibi berada di ruangan suci tahanan menunggu Xavier datang, aku hanya melihat ke arah luar jendela untuk menikmati suasana dipagi hari yang belum sempat aku rasakan akhir-akhir kemarin karena kondisiku yang masih lemah. Bibi sibuk menyiapkan roti dan kopi yang biasa bibi berikan kepada Xavier, karena cuaca begitu dingin aku meminta bibi membuatkan aku satu kopi lagi, bibi tidak keberatan. Akhirnya Xavier datang, tetapi ada satu kejanggalan yang sangat aneh, tangan Xavier kali ini tidak ditemani dengan besi melingkar yang sangat menyiksa, mengapa dia tidak memakai borgol? ha? apakah dia sudah jinak? pikiran konyol pun terlintas dipikiranku, tidak hanya aku yang aneh melihat Xavier tetapi bibi juga menyadari keanehan itu. “akhirnya besi itu sudah hilang dari tanganmu, aku sangat senang melihatmu terlihat baik-baik saja hari ini” senyuman Bibi yang begitu tulus ia berikan kepadanya.”menjadi orang baik tidak ada salahnya kan?” sambil bercanda mendengarkan percakapan mereka, aku meminum secangkir kopi yang bibi buatkan untukku, sambil menghangatkan tangan aku memegang cangkir kopi itu dengan kedua tanganku, “kau sudah bertunangan?” arah matanya melihat kearah tanganku lebih tepatnya jari manisku di sebelah kiri, pertanyaan yang mengagetkan membuat aku menjatuhkan cangkir kopi diatas meja hingga air kopi panas tersebut menyiram tanganku. “maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menjadikan suasana seperti ini” wajah sangat menyesal sangatlah terlihat jelas. “apa kau tidak apa-apa Audrey?” bibi mengelap tanganku dengan sapu tangan miliknya. “tenang bi, aku tidak apa-apa, hanya sedikit perih” aku memberikan bibi dan Xavier sebuah senyuman untuk meyakinkan bahwa aku tidak apa-apa.
Suasana yang begitu menyenangkan berubah seketika menjadi hening, karena ulahku yang sangat memalukan ini. Xavier yang tadinya terlihat sangat bahagia,kini ia kembali seperti Xavier yang dulu, dia sangat dingin dan tidak mengeluarkan satu kata pun.
Aku mengantar Bibi Monika pulang ,saat aku kembali ke apartemen, aku bertanya dalam hati kecilku,aneh memang sangat aneh, apa yang bisa merubah dia menjadi seorang lelaki yang menyenangkan? dan mengapa setiap kali aku melihatnya hatiku merasakan hal yang berbeda? apa maksudnya dari semua ini? aku bingung sekali, orang yang begitu kejam sekarang berubah menjadi orang yang begitu ramah dan lembut. aku meneguk wine sambil kembali memikirkannya. Aku membuka artikel tentangnya lagi. Sungguh menyedihkan diartikel tersebut dituliskan bahwa Xavier adalah seorang yatim piatu dan dia mempunya seorang adik bernama Darwin yang sudah meinggal 5 tahun yang lalu akibat kanker otak yang dideritanya. aku sangat kaget karena Darwin adalah adiknya, karena aku pernah mendengar percakapan bibi dengan Xavier pada saat itu. ayahnya Jack begitu kejam kepada mereka, sampai-sampai mengusirnya, tidak hanya diusir perlakuan kasarnya juga membuat ibunya Christina meninggalkan Xavier dan Darwin.
Saat mereka diusir, mereka tinggal di sebuah panti asuhan di dareah Bolton, mereka kembali tidak mendapat perlakuan baik dari teman-temannya. Karena hidup mereka dari kecil begitu keras, itulah mengapa Xavier tega membunuh orang-orang yang tidak bersalah, karena pada saat kecil dia dan adiknya tidak pernah melakukan kesalahan tetapi selalu mendapat siksaan dari ayahnya sendiri.
Suasana yang begitu menyenangkan berubah seketika menjadi hening, karena ulahku yang sangat memalukan ini. Xavier yang tadinya terlihat sangat bahagia,kini ia kembali seperti Xavier yang dulu, dia sangat dingin dan tidak mengeluarkan satu kata pun.
Aku mengantar Bibi Monika pulang ,saat aku kembali ke apartemen, aku bertanya dalam hati kecilku,aneh memang sangat aneh, apa yang bisa merubah dia menjadi seorang lelaki yang menyenangkan? dan mengapa setiap kali aku melihatnya hatiku merasakan hal yang berbeda? apa maksudnya dari semua ini? aku bingung sekali, orang yang begitu kejam sekarang berubah menjadi orang yang begitu ramah dan lembut. aku meneguk wine sambil kembali memikirkannya. Aku membuka artikel tentangnya lagi. Sungguh menyedihkan diartikel tersebut dituliskan bahwa Xavier adalah seorang yatim piatu dan dia mempunya seorang adik bernama Darwin yang sudah meinggal 5 tahun yang lalu akibat kanker otak yang dideritanya. aku sangat kaget karena Darwin adalah adiknya, karena aku pernah mendengar percakapan bibi dengan Xavier pada saat itu. ayahnya Jack begitu kejam kepada mereka, sampai-sampai mengusirnya, tidak hanya diusir perlakuan kasarnya juga membuat ibunya Christina meninggalkan Xavier dan Darwin.
Saat mereka diusir, mereka tinggal di sebuah panti asuhan di dareah Bolton, mereka kembali tidak mendapat perlakuan baik dari teman-temannya. Karena hidup mereka dari kecil begitu keras, itulah mengapa Xavier tega membunuh orang-orang yang tidak bersalah, karena pada saat kecil dia dan adiknya tidak pernah melakukan kesalahan tetapi selalu mendapat siksaan dari ayahnya sendiri.
Komentar
Posting Komentar