Two Hearts - 12
Aku merasakan pusing yang sangat hebat di kepalaku, aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, saat aku buka mataku perlahan aku meliahat Bibi Monika ada dihadapanku. “apakah kau baik-baik saja?” Bibi Monika menanyakan keadaanku. “aku tidak apa-apa bi, memangnya apa yang sudah terjadi?” tanyaku heran kepada bibi. “kau mengalami kecelakaan saat menuju gereja, dan pernikahan kau dan Louis pun dibatalkan” bibi menjelaskan panjang lebar. “pernikahan? apa maksud bibi? aku menikah dengan siapa? Louis? siapa dia?” aku mendadak bingung. “Louis jaksa terkenal itu Audrey apakah kau lupa?” bibi meyakinkan aku. saat aku akan menjawab pertanyaan yang bibi berikan tiba-tiba, George, Ibuku dan seorang Dokter menghampiriku, tetapi mereka hanya melihat keadaanku saja setelah itu mereka pergi, termasuk Bibi Monika. Aku tidak memperdulikan mereka, yang aku pikirkan adalah sebuah kecelakaan dan pernikahan aku menikah dengan siapa? Louis? siapa dia?.
Sudah 6 hari aku berada di rumah sakit, tiba-tiba ada seseorang yang menjengukku, dia bertubuh tegap, berkulit putih asia inggris, dan berambut hitam seperti tentara. dia menghampiriku, dan langsung memegang tanganku “kau baik-baik saja? apa yang sebenarnya terjadi? aku sangat khawatir.” dia menyakan pertanyaan yang aneh kepadaku. aku melepaskan tangannya dan sedikit bergeser menjauh dari kasurku “kamu siapa? aku tidak mengenalmu.” “kau tidak mengenalku? jangan bercanda Audrey, Xavier kau lupa?.” dia mengoyak-ngoyakan bahuku seperti aku sedang tidak sadar, karena aku takut olehnya aku berlari keluar dari ruanganku. Aku menabrak seorang ibu-ibu yang tak lain asalah ibuku sendiri. “apa yang kau lakukan? masuklah ke ruanganmu.” ibu menyruhku pergi. Lelaki itu tetap mengejarku, sampai akhirnya aku bertemu Bibi Monika dan sembunyi di belakang badannya.
Sudah 6 hari aku berada di rumah sakit, tiba-tiba ada seseorang yang menjengukku, dia bertubuh tegap, berkulit putih asia inggris, dan berambut hitam seperti tentara. dia menghampiriku, dan langsung memegang tanganku “kau baik-baik saja? apa yang sebenarnya terjadi? aku sangat khawatir.” dia menyakan pertanyaan yang aneh kepadaku. aku melepaskan tangannya dan sedikit bergeser menjauh dari kasurku “kamu siapa? aku tidak mengenalmu.” “kau tidak mengenalku? jangan bercanda Audrey, Xavier kau lupa?.” dia mengoyak-ngoyakan bahuku seperti aku sedang tidak sadar, karena aku takut olehnya aku berlari keluar dari ruanganku. Aku menabrak seorang ibu-ibu yang tak lain asalah ibuku sendiri. “apa yang kau lakukan? masuklah ke ruanganmu.” ibu menyruhku pergi. Lelaki itu tetap mengejarku, sampai akhirnya aku bertemu Bibi Monika dan sembunyi di belakang badannya.
Komentar
Posting Komentar